Cinta Subuh is not available for streaming.
Let us notify you when you can watch it.
Cinta Subuh is not available for streaming.
Let us notify you when you can watch it.
GALAU adalah perasaan campur aduk yang kerap dialami oleh banyak orang di berbagai fase kehidupan. Saat mengalami galau, seseorang seringkali mencari penghiburan dan kenyamanan dalam lagu-lagu yang mampu menyampaikan perasaan mereka dengan baik. Lagu-lagu galau memiliki kekuatan untuk mengekspresikan emosi kompleks, membangkitkan kenangan, dan menggambarkan kebingungan yang dirasakan.
Lagu-lagu galau memiliki kemampuan unik untuk menggambarkan perasaan kesedihan, kehilangan, dan rasa hampa. Lirik-liriknya seringkali berbicara tentang kerinduan, kekecewaan, atau putus asa dalam hubungan. Melodi dan harmoni yang digunakan dalam lagu-lagu ini cenderung melankolis dan dapat membangkitkan perasaan galau yang dalam.
Misalnya, lagu-lagu dengan irama piano yang lembut atau ballad dengan vokal yang penuh emosi mampu menyalurkan perasaan galau dengan sangat kuat. Ketika mendengarkan lagu-lagu galau, seseorang bisa merasakan kedalaman perasaan dan menemukan kedamaian di dalam kegalauan mereka.
Lagu-lagu galau juga memiliki kekuatan untuk menghadirkan kenangan dan memperkuat perasaan nostalgia. Ketika seseorang mengalami masa sulit atau kekecewaan, mereka sering mencari lagu-lagu yang mengingatkan mereka pada momen-momen indah atau masa lalu yang berarti.
Melodi dan lirik yang terkandung dalam lagu-lagu galau ini dapat memicu ingatan dan membangkitkan kembali perasaan masa lalu, baik itu kebahagiaan yang telah hilang atau kegagalan yang menyakitkan. Lagu-lagu galau sering kali menjadi pelarian bagi mereka yang sedang galau, memberikan peluang untuk merenung dan menghadapi perasaan yang mereka alami.
Berikut kami rangkumkan 100 lagu yang dapat menemani Anda saat merasa galau.
Meskipun lagu-lagu galau seringkali menyampaikan kesedihan dan kehampaan, mereka juga memberikan penghiburan dan pengertian kepada pendengarnya. Mendengarkan lagu-lagu galau dapat membuat seseorang merasa bahwa mereka tidak sendirian dalam perasaan mereka. Musik memiliki kekuatan universal untuk menyatukan orang dan mengungkapkan emosi yang sulit diungkapkan secara verbal. Lagu-lagu galau dapat memberikan ruang bagi seseorang untuk merasakan dan menerima perasaan mereka, serta memberikan dorongan untuk mencari jalan keluar dari galau yang mereka hadapi. Dalam beberapa kasus, lagu-lagu galau bahkan dapat menjadi katalisator untuk pemulihan dan pertumbuhan pribadi.
"Hai Neptunus, apakabar di laut biru? Perahu kertas yang kali ini akan membawakanmu kisah tentang perjalanan hatiku..."
[caption id="attachment_200644" align="alignleft" width="300" caption="Poster film Perahu kertas"][/caption] Layaknya sebuah film yang diangkat dari kisah novel, pasti banyak pembaca setia yang mengharapkan film dari novel kesayangannya akan sebagus imajinasi mereka. Begitu pula dengan Film Perahu Kertas adaptasi dari novel Dewi ‘Dee’ Lestari yang tayang serentak di bioskop pada 16 Agustus. Bagi saya, film adaptasi yang sama persis dengan novel justru tidak membuatnya menjadi karya yang menarik. Butuh sedikit perbedaan penafsiran, asal bukan di inti cerita, agar film menjadi medium yang berbeda untuk menampilkan kisah novel dengan mengangkat ide yang sama.
Ketika megetahui bahwa film Perahu Kertas disutradari oleh Hanung Bramantyo, ditambah Dee sebagai penulis skenario, saya yakin bahwa Perahu Kertas dalam medium film akan tetap ‘nikmat dan mengalir’ seperti novelnya. Perasaan itu saya buktikan malam ini. Begitu film usai, komentar pertama yang terlintas di benak saya adalah: Lihat filmnya, dengarkan musiknya, dan rasakan sensasinya. Sepertinya Hanung Bramantyo tidak banyak melakukan interpretasi terhadap film ini. Barangkali itulah alasan mengapa film Perahu Kertas dibagi menjadi dua bagian. Supaya filmnya terasa mengalir, memang seharusnya tidak banyak bagian cerita dari novel yang dipotong. Novel yang terdiri dari 434 halaman tentu saja cukup panjang jika harus dipaksakan menjadi satu cerita film yang rata-rata durasinya 120 menitan.
Sinematografi dalam film ini juga apik. Adegan pembuka cukup memanjakan mata penonton dengan keindahan bawah laut dan deburan ombak. Sesuai dengan novelnya, dikisahkan seorang gadis bernama Kugy (Maudy Ayunda) yang akan menempuh kehidupan barunya sebagai mahasiswa di kota Bandung. Proses kepindahan Kugy dibantu oleh sahabatnya sejak kecil bernama Noni (Syvia Fully). Kugy yang memiliki hobi menulis dongeng memilih kuliah di jurusan Sastra. Oleh Noni dan pacarnya yang bernama Eko (Fauzan Smith), Kugy dinilai sebagai anak aneh yang memiliki hobi aneh pula, yaitu melarung perahu kertas.
[caption id="attachment_200645" align="alignright" width="300" caption="Kugy dan Keenan (sumber: hai-online.com)"] [/caption] Kugy kemudian bertemu dengan sepupu Eko yang bernama Keenan (Adipati Dolken). Salah satu dialog yang menurut saya menarik terjadi ketika Kugy bercerita mengenai rencana hidupnya setelah selesa kuliah di jurusan Sastra.
“Aku kuliah di Sastra. Kemudian lulus dan kerja sampai mapan. Setelah itu aku baru bisa jadi penulis dongeng”.
Tanggapan dari Keenan,”Oh kalau begitu kamu berputar dulu jadi orang lain, baru kamu kembali jadi diri kamu sendiri, begitu?”
Bagi Kugy, impian itu harus dikejar. Tapi ia juga realistis bahwa impiannya yang tak lazim bisa jadi akan membuat hidupnya menjadi sulit. Tapi setidaknya ia masih beruntung dizinkan kuliah di jurusan yang sesuai dengan minatnya. Keenan yang hobi melukis terpaksa masuk jurusan Ekonomi karena paksaan dari sang Ayah.
Pembaca novel Perahu Kertas tentu tahu bahwa kisah yang dihadirkan Dee berlapis tapi saling terkait. Awalnya saya tidak yakin kisah itu dapat disampaikan dengan cair dalam film. Tapi nyatanya, Hanung berhasil menyampaikan kisah yang berlapis itu dengan apik. Terhalangnya perasaan cinta Kugy dan Keenan karena situasi akhirnya membuat mereka saling menjauh satu sama lain. Kugy mulai menjauh ketika ada sosok wanita bernama Wanda (Kymberly Ryder) yang menyukai Keenan. Keenan pun mengalami konflik dengan ayahnya akibat pilihannya untuk berhenti kuliah dan menekuni dunia melukis.
Dalam rasa kehilangan, Kugy dan Keenan mulai menemukan sosok yang mencintai mereka. Remi (Reza Rahadian) untuk Kugy dan Luhde (Elyzia Mulachela) untuk Keenan. Ketika Kugy dan Keenan mulai mencintai pasangan mereka dalam ‘pelarian’, mereka justru harus dipertemukan oleh takdir. [caption id="attachment_200646" align="alignright" width="300" caption="Lukisan Keenan (sumber: drupal.everywebspace.com)"] [/caption]
Perahu Kertas adalah cerita cinta dalam arti yang luas. Kisah cinta antar pasangan manusia, dibalut konflik untuk mencintai impian mereka. Berusaha untuk menjadi diri sendiri, mengikuti kata hati, tanpa harus berubah jadi orang lain untuk sekadar mencintai. Seperti tema pada nover bestseller lain yang diangkat jadi fim, seperti Laskar Pelangi dan Negeri 5 Menara, kekuatan mimpi dan keyakinan itu tidak terbantahkan. Memang hal tersebut belum tergambarkan utuh dalam fim Perahu Kertas bagian pertama ini. Tapi saya punya harapan besar bahwa kekuatan itu akan muncul di bagian keduanya.
Sedikit bocoran, Hanung Bramantyo bersama Dee dan Titi DJ ikut ambil peran dalam film ini. Penasaran mereka bermain sebagai apa? Langsung saja lihat filmnya ya.
"Hai 'Nus, manusia satu itu muncul lagi. Apa kabar ya dia? Tunggu perahu kertasku ya.. cerita ini belum usai...,"(Kugy)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Lihat Lyfe Selengkapnya